Benar-benar tak ada lagi skenario: dia tahu aku mencintainya, dan dia mencintaiku. perasaannya sudah sejelas bintang dilangit. asumsi apa lagi yg akan aku pakai untuk mendukung harapan itu? orang2 yg sedang jatuh cinta memang cenderung menghubungkan satu dan hal lainnya. mencari2 pnjelasan yg membuat hatinya senang. tetapi aku sudah memutuskan untuk memilah mana simpul yg nyata serta mana simpul yg hanya berasal dari ego mimpiku. dan itu tdk sulit, sepanjang aku berpikir rasional. dia tdk pernah mencintaiku. tidak pernah.
itu fase baru dalam perkembangan perasaanku padanya. fase penerimaan yg indah. meskipun esok lusa tabiatku d 'kampus', keseharian, dan lain sebagainya langsung berubah lagi. tingkah lalu yg menyimpan paradoks. semakin sadis. rasialis? peduli amat.
aku mendesahkan sesuatu. situasi mulai memburuk.
malam berikutnya. e-mail berikutnya.
itulah kesimpulan yg kupaksakan. kesimpulan yg buat luntur wajah menyenangkanku. kesimpulan yg mengubah perangaiku. mengubah semuanya.
tetapi malam ini aku justrus mengatakan kalimat itu. dengan sebuah pertanyaan iya dan tidak. aku tak mengerti secepat ini pembicaraan menuju jantung permasalahan. aku tak mengerti.
cinta tak harus memiliki. tak ada yg sempurna dalam kehidupan ini. dia memang amat sempurna. tabiatnya, kebaikannya, semuanya. tetapi dia tidak sempurna.
diam. senyap.
dia membisikan sesuatu.
desau angin malam menerbangkan sehelai daun pohon linde. jatuh diatas rambutku. aku memutuskan pergi.
jarak kami hanya selangkah.
Sebenarnya penjelasan yang lebih baik adalah karena aku sering kali berubah pikiran. Semuanya menjadi absurd. Bukan ragu2 atau plintat plintut, tetapi karena memang itulah tabiat burukku sekarang, berbagai paradoks itu. Bilang iya tetapi tidak. Bilang tidak, tetapi iya. Terkadang iya dan tidak sudah tak jelas lagi perbedaannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar