Harmoni dalam Cinta

Posted by Whitney Aluna
Suara dawai gitar terdengar dari kejauhan, di Eropa ini sesekali aku melewati jalan ini terdengar suara classic yang selalu membuat hati termangu sejenak. Pagi-pagi sekali Luna sudah berkeliaran di jalanan, mengejar kerja part time untuk memenuhi sekolahnya di Perancis. Disini, biasanya sepagi ini belum ada yang terbangun untuk mengerjakan hal-hal apapun. Tiba-tiba saja suara dawai itu terhenti, malah terdengar suara hentakan kaki yang menghampiri. Aku menoleh hanya untuk mengetahui siapa orang yang setiap kali membuat diri ini nyaman disini.
Belum menoleh, tiba-tiba saja sebuah biola terlihat dari pelipis mata. Tidak salah lagi, aku pun langsung menoleh siapa orang ini.
'Mainkan sesuatu untukku dengan sering kalinya aku memainkan sesuatu untukmu termasuk pagi ini.' Charaka menggumam
'Bagaimana...?' Luna terlihat kewalahan.
'Terserah, itu terserah kamu, seperti sebebas aku memainkan kamu' celetuknya
Ish itu dalam banget, akhirnya Luna pun terpancing emosinya.
'Beda! Aku sama kamu beda, kamu bisa memainkan gitar kenapa aku harus memainkan biola untuk kamu' gumamnya dengan sedikit kesal
'Oh, memang! Aku cuma basa-basi biar belajar sedikitnya menghargai kamu' di lanjutkannya dengan kepergian Charaka yang membuatnya sedikit memerah seperti api yang membara.
Sial! Luna pun menendang tempat duduknya itu, tapi tidak terguncang sama sekali, dia memukul-mukul bangku itu kesal! Luna pun berlari-lari mengelilingi bangku itu tetapi rasa-rasanya perasaan ini semakin tidak nyambung dengan kenyataan.
Luna memutuskan membawa biola itu pulang. Sebenarnya bisa saja aku memainkan ini untuknya, memainkan biola seperti memainkan musik pada radio, atau televisi. Dan itu tidak sulit, hanya saja aku tidak mau bahwa aku benar-benar hebat.
Di rumahnya, Luna memainkan biolanya. Gesekan demi gesekan terdengar dari kejauhan. Luna seperti sangat menikmati setiap suara yang keluar dari dawai. Tidak lama kemudian iringan musik gitar acustic terdengar seperti mengiringi lagu yang Luna mainkan. Luna pun tetap memainkan biola tersebut, semakin terasa alunan musik itu.
Luna tetap memainkan biolanya sambil melihat ke jendela, terlihat sosok lelaki duduk dengan serius memperhatikan gitarnya. Luna pun turun dari kamarnya menghampiri lelaki itu.
'Heh, gausah ganggu deh. Ngapain juga kamu disini?' Luna menampak seperti orang yang tidak suka
'Tetapi kamu senengkan? Lagian itu urusan saya, hidup saya.' Charak tetap memandang gitarnya. Luna tidak tahu harus menjawab apa. Luna pun kembali masuk, dan merebah di kasur sambil merasakan perasaan apa yang dilandanya. Tidak aneh, seperti biasanya.

0 comments:

Posting Komentar

 

Y U N A Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | Best Kindle Device